Suatu pagi yang buta seorang bapak memanggil anaknya. Hendak diberikannya sejumlah uang untuk pagi itu. Syaratnya cuman satu, datang. Bila iya, akan dilipatgandakannya uang itu, tapi jika terlambat, tetap dapat tapi cuman sekedarnya. Siang hari yang terik, bapak itu mengulangi panggilannya. Untuk rejeki siang itu. Dan menjelang sore, petang dan malam, si Bapak masih setia melakukan hal yang sama.Hanya untuk memberikan uang. Kasih dan sayangnya lah, yang menjadikan si Bapak melakukan itu setiap hari, terus berulang-ulang selama bertahun-tahun tanpa kenal lelah. Hingga penghujung umur si anak.

Andai si anak TIDAK PERNAH MENGGUBRIS panggilan BAPAKNYA, lalu suatu saat si anak meminta sesuatu atau butuh bantuan bapaknya, pantaskah si bapak menuruti?

Andai si ANAK adalah KITA, dan si BAPAK itu adalah TUHAN KITA, sementara PANGGILAN itu adalah ADZAN yang dikumandangkan oleh Masjid terdekat dari rumah kita, masih pantaskah kita menyia-nyiakannya?